Digitalisasi, Direktur Astra International: Seluruh Aplikasi akan Nyambung ke Depan

Digitalisasi, Direktur Astra International: Seluruh Aplikasi akan Nyambung ke DepanMenara Astra International. ©2019 Merdeka.com
Merdeka.com - Kelompok usaha raksasa di Indonesia, PT Astra International Tbk, dikenal memiliki anak usaha yang banyak. Lebih dari 200 anak usaha dari tujuh lini bisnis utama; otomotif, jasa keuangan, pertambangan-energi, logistik, teknologi informasi, dan properti. Per 2918, kelompok usaha raksasa ini mencatat pendapatan usaha Rp 239 triliun dengan laba bersih Rp 21,6 triliun.
Terkait strategi digitalisasi, menariknya, semua anak usaha itu melakukan digitalisasi masing-masing termasuk membuat aplikasi mobile. Seperti aplikasi Otocare dari Asuransi Astra atau aplikasi mobile milik Toyota-Astra Motor, Astra Daihatsu Motor, dan masih banyak lagi.
Di sisi lain, Astra Grup juga baru membentuk anak usaha bernama PT Astra Digital Internasional. Belum genap dua tahun, Astra Digital menelorkan tiga aplikasi mobil dan satu aplikasi berbasis website. Sebut saja Movic, Seva.id, Cariparkir, dan Sejalan.
Arus digitalisasi semakin deras mengalir di Astra International, sejak investasi langsung senilai US$ 150 juta ke Gojek Indonesia, startup lokal yang kini berstatus decacorn. Buntut dari aksi korporasi tersebut, Astra International dan Gojek membuat platform digital bersama bernama Go-Fleet.
Dengan begitu banyak aplikasi, seperti apa strategi digital Astra Grup di masa mendatang?
Merdeka.com menanyakan ini kepada Suparno Djasmin, Direktur PT Astra International Tbk, saat menghadiri peluncuran aplikasi Oto Care versi 5.0 dari Asuransi Astra di Jakarta, kemarin (19/9).
Menurut Suparno, di masa depan seluruh aplikasi mobile milik anak-anak usaha Astra ini akan berhubungan satu sama lain. Mereka tidak akan berdiri sendiri atau stand alone seperti sekarang.
"Simpelnya, ke depan akan saling nyambung. Misalnya, di aplikasi fitur jual-beli mobil bekas, bakal ada penawaran asuransi mobilnya dari Asuransi astra. Atau bisa juga penawaran dari Astra Credit Company/ACC berikut pembiayaannya. Jadi nanti akan nyambung semuanya," ungkap Suparno yang biasa disapa Pak Abong ini.
Secara garis besar, Abong mengakui entitas Astra banyak sekali dengan badan usaha sendiri-sendiri. Namun, sejatinya penawaran terhadap produk atau jasanya sama, yakni Astra chain.
Dia mencontohkan, pengguna aktif Asuransi Astra yang mencapai 4 juta. Mereka ini juga potensi kustomer bagi value chain Astra lain, seperti Astra Otopart yang menjual suku cadang kendaraan, sehingga terjadi mutual benefit di sini. [sya]
Share:

Recent Posts