Uji Keahlian, Hacker Dipersilakan Bobol Satelit Departemen Pertahanan AS

Uji Keahlian, Hacker Dipersilakan Bobol Satelit Departemen Pertahanan ASHacker. ©2014 Merdeka.com
Peretas etis akan mendapat kesempatan untuk menguji keahliannya dengan mencoba meretas satelit Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) yang tengah mengorbit. Mereka dapat mencoba menaklukan sistem kontrol satelit tersebut.
Dilansir dari BBC pada Sabtu (21/9), kesempatan meretas akan hadir dalam Def Con 2020 mendatang. Kesempatan juga menjadi respon percobaan setelah peretas menaklukan sistem data dari F-15 Fighter Jet pada Def Con 2019.
Pada kesempatan tersebut, peretas etis akan mencoba meretas berbagai komponen yang digunakan dalam sistem satelit militer sebagai tes kemampuan. Peretas terbaik akan diundang ke Def Con di Las Vegas untuk mengikuti acara live dengan target satelit yang tengah beroperasi.
Peretas akan mencoba mengambil alih sistem kamera satelit dan emmotret bulan. Peretas atau tim peretas yang sukses akan mendapatkan hadiah lebih dari USD 130 ribu atau Rp 1,8 miliar dari Air Force.
"Demonstrasi ini menjadi cara bagi kami untuk mengetahui kelemahan sistem keamanan agar dapat dilakukan peningkatan kedepan. Kami harus bisa menghadapi kekhawatiran kami menggunakan bantuak eksternal untuk membantu kami lebih aman," Kata Asisten Sekretaris Air Force AS untuk akuisisi, teknologi, dan logistik, Will Roper.
Dia juga mengatakan bagaimana militer AS telah selalu meninjau dan menutup teknologinya sendiri, berasumsi bahwa perilaku tersebut membuat aman. AS telah melakukan semuanya sejak Perang Dingin tetapi sekarang sudah tidak berlaku.
"Saat ini teknologi telah berubah sangat cepat dan sebagian besar dikemudikan perangkat lunak. Ide bahwa menjadi lebih tertutup berarti aman adalah hipotesa yang patut dipertanyakan," pungkas Will.
Acara Def Con telah berkembang dan membentuk acara keduanya bernama Hack the Air Force yang memberi kesempatan peretas etis mencari kelemahan dari berbagai sistem Air Force. Dalam acara yang diselenggarakan pada Desember 2018 lalu, peretas telah menemukan total 120 kelemahan.
Reporter Magang: Joshua Michael [faz]
Share:

Recent Posts