Langkah Indosat Usahakan Realisasi SDG

Langkah Indosat Usahakan Realisasi SDGIndosat Ooredoo. ©2016 Merdeka.com
Merdeka.com - Indosat Ooredoo menjadi operator pertama Indonesia yang menyelenggarakan Global Goals Jam. Acara diadakan di Jakarta pada Jumat (20/9) ini.
Global Goals Jam menjadi bagian dari serangkaian inisiatif global untuk menjaring ide-ide, desain, dan solusi untuk mencapai tujuan-tujuan global. Tujuan/gol tersebut dicetuskan dan dirangkum menjadi 17 sustainable development goals (SDG) oleh United Nation Development Program (UNDP). 17 gol ini ditargetkan akan tercapai pada 2030 mendatang.
Di Indonesia sendiri, SDG dibuat pedomannya oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas). Pedoman tersebut disusun berdasarkan hasil riset dan data Bappenas untuk keadaan 17 gol tadi di Indonesia.
Dalam Global Goals Jam, Indosat mengaku pihaknya telah mengusahakan lima gol dari 17. Lima tersebut adalah gol keempat pendidikan berkualitas, gol kelima kesetaraan gender, gol kedelapan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi baik, gol kesembilan industri, inovasi, dan infrastruktur baik, dan gol kesepuluh mengurangi kesenjangan. Semua upaya dilakukan dengan pendekatan teknologi.
Untuk SDG keempat, Indosat telah membuat program bernama ID Camp. ID Camp adalah program sertifikasi dari Indosat untuk menumbuhkan coder dan developer. Sertifikasi yang diberikan akan memiliki tingkat internasional. Program telah dilakukan di sepuluh universitas dari target 20 universitas. Jumlah pendaftar telah mencapai angka 10 ribu dari target 20 ribu.
"Saya membandingkannya dengan Bangladesh yang menjadi negara penyuplai coder terbanyak kedua setelah India. Pemerintah disana memiliki program sertifikasi online yang bisa diikuti. Nama mereka sudah banyak ada di situs-situs seperti Freelancer dan TopCoder. Mereka ada di rumah tetapi tabungan mereka dollar," kata Chief Innovation and Regulatory Officer Indosat Arief Musta'in.
Dalam penunjangan kesetaran gender, Indosat telah membuat program bernama INSPERA dan Menjadi Android Developer Expert (MADE). Program ini dibuat untuk para wanita yang memiliki minat untuk menjadi developer melalui mentoring dan sertifikasi.
"Banyak sekarang ibu-ibu di rumah yang aktifitasnya ngoding dan itu memberi penghasilan juga," kata Arief.
Untuk SDG kedelapan, Indosat memiliki program Desa Berdaya. Indosat bekerjasama dengan Rumah Zakat untuk membantu produsen produk lokal untuk go online demi memperluas pasar.
Kemudian, ada pula program 3+1 dimana mahasiswa akan menjalani tiga tahun di kampus dan satu tahun bekerja full time di Indosat, bergabung dalam berbagai proyek-proyek Indosat. Indosat telah bekerjasama dengan beberapa universitas agar bisa mengatur SKS siswa yang ikut program tersebut.
"Kami tidak ingin mahasiswa ketinggalan, terlebih karena biasanya kampus ketinggalam. Mahasiswa jadi bisa langsung merasakan bekerja seperti professional," pungkas Arief.
Indosat melihat SDG kesembilan di Indonesia memiliki permasalahan di infrastruktur. Hal ini dikarenakan indonesia adalah negara kepulauan dan luas. Menanggapi ini, Indosat memiliki program skala besar bernama Universal Service Obligation (USO).
Pada program USO, Indosat wajib untuk terus memperluas cakupan jaringannya di berbagai pelosok dan perbatasan Indonesia. Daerah-daerah tersebut meliputi daerah perbatasan Kalimantan dan Malaysia serta Filipina dan Manado.
"Dengan infrastruktur yang bagus maka arus informasi dan transaksi menjadi mudah. Connectivity adalah tulang punggung munculnya perubahan-perubahan besar," tegas Arief.
SDG terakhir adalah mengurangi kesenjangan. Arief menilai Indonesia memiliki tingkat kesenjangan tinggi untuk pendidikan di kota besar dan kecil. Hal ini dikarenakan karena kekurangan dari guru, tenaga, dan infrastruktur pendidikan.
Indosat mengaitkan pengurangan kesenjangan dengan USO. Indosat telah melakukan uji coba pengajaran jarak jauh di Papua setelah membuka jaringan 4G disana. Pengajaran jarak jauh ini membuat pengajar bisa berada di daerah lain sedangkan muridnya di bagian lain Indonesia, selama ada koneksi internet.
"Murid-murid yang ada di pelosok bisa mendapatkan kualitas guru yang sama," pungkas Arief.
Bersamaan dengan USO, Indosat juga berencana untuk meluncurkan satelit pada tahun depan. Peluncuran ini menjadi respon Indosat melihat masih banyak area-area di Indonesia yang tidak bisa dijangkau, terutama di daerah ujung dan pelosok seperti Papua.
"Kita melihat ada area-area yang tidak mudah dijangkau. Mereka memerlukan intensitas pembangunan agar realisasi SDG bisa diakselerasi disana," tutup Arief.
Reporter Magang: Joshua Michael [faz]
Share:

Recent Posts